Sabtu, 19 Juli 2014

Lahan Bisnis yang tak terdeteksi

   Mungkin sudah banyak orang yang bermain di Lahan bisnis ini. Namun banyak pula orang tidak tau atau mungkin bahkan mencibir orang orang yang bermain di lahan bisnis ini, mungkin kita sering bertemu dengan mereka saat kita mengantar atau menjemput putra putri kita di sekolah




 ya.......Lahan bisnis ini adalah pedagang sekolah


  Mungkin kita tidak akan percaya bahwa perputaran uang di lahan bisnis ini tak kalah dengan sebuah warung yang berada di pinggir jalan. Penulis pernah iseng iseng bertanya pada pelaku di lahan bisnis ini,hanya dalam durasi 15 menit (jam istirahat) dia mendapat omzet Rp 70.000. Padahal dia bukan pedagang yang terlalu laris di banding pedagang yang lain.

  Kita andaikan saja dalam satu waktu istirahat terdapat 10 orang pedagang saja maka perputaran uang saat itu adalah Rp 700.000. Sebuah nominal yang lumayan dalam durasi 15 menit. Padahal di lahan bisnis ini transaksi terjadi tak terjadi dalam jam istirahat saja. Terkadang terdapat beberapa sekolah yang memperbolehkan anak anak jajan pada jam jam sebelum masuk sekolah,istirahat pertama , istirahat kedua dan jam pulang sekolah tergantung pada kebijakan sekolah itu sendiri. maka bayangkan jika 700 ribu itu dikalikan 3 waktu yang diperbolehkan jajan maka terdapat transaksi Rp 2.100.000 pada lahan bisnis ini. Fantastiskan......?

  Namun seperti lahan bisnis yang lain di lahan ini juga terdapat masalah dan tantangan. Umumnya kendala yang di hadapi para pedagang sekolah ada 2 . Yaitu persaingan antar sesama pedagang dan kendala atau masalah dengan pihak sekolah

Kendala yang dihadapi dengan sesama pedagang memang tidak akan terlihat secara kasat mata. Mereka akan terlihat tetap bercanda dan ngobrol seperti biasa. Namun dari hasil pengamatan penulis dan obrolan dengan pelaku di lahan bisnis ini penulis menyimpulkan bahwa umumnya mereka akan senang jika salah satu atau dua dari mereka tidak bejualan hari itu. Dengan begitu Omzet jualan mereka akan naik. Tapi uniknya Mereka akan susah atau was was jika yang brjualan hanya satu orang. Dikarenakan anak anak akan berkurang minat belinya di sebabkan jumlah penjual yang cuma satu orang. bahkan pedangang akan mengalami penurunan omzet , aneh......memang
   Terjadi pula kesepakatan tak tertulis pada lahan bisnis ini bahwa hanya boleh ada satu jenis dagangan atau makanan dalam satu lokasi sekolah misalnya pedagang cilok atau siomay hanya ada satu. Jika ada kesamaan jenis dagangan maka pedagang baru akan di beritahu bahwa sudah ada jenis dagangan yang sama. Jika besok dia masih berjualan dengan dagangan yang sama maka dia akan di usir oleh para pedagang yang lama. Bahkan bila ia masih membandel akan terjadi kontak fisik meskipun ini jarang terjadi

 Kendala selanjutnya adalah berhubungan dengan kebijakan sekolah. Pihak sekolah sering tidak senang atau bahkan mengusir pelaku usaha di lahan bisnis ini. Sekolah beralasan takut anak anak keracunan,mengotori pemandangan,kurang terjaga kebersihannya DLL.

 Padahal menurut cerita pelaku di lahan bisnis ini mereka tidak memakai bahan pengawet atau bahan kimia lainya pada produk olahan mereka. Mereka justru senang bila dagangan mereka cepat habis tidak perlu di awet awetkan segala. Bagi mereka anak anak adalah sumber penghasilan mereka maka mereka nggak mungkin meracuni sumber pendapatan mereka. Kalau di pikir pikir oleh kita......benar juga yaa.

 Lahan bisnis ini setidaknya membantu pemerintah dalam masalah pengangguran. Untuk itu janganlah membenci mereka. Mereka hanya ingin menghidupi keluarga mereka.Mereka mau diarah kan asal dengan Manusiawi

Sekian ...trimakasih

3 komentar:

  1. Mantap Gan... (y)
    kunjungan balik => http://ikutizaman.blogspot.com/

    #IZC Bot

    BalasHapus
  2. Mantap gan. ,..
    Kunjungi balik ==> hmdhn.blogspot.com

    BalasHapus